Aibnya jangan diviralkan
Hari ini mau apa saja serba gampang. Apalagi mau mencari informasi tinggal menggerakkan jempol saja. Apapun akan muncul sesuai kehendak kita. Informasi yang melimpah ruah itu bisa menjadi bomerang jika kita tidak bisa menggunakannya dengan baik.
Info baik dan buruk tersebar begitu luas di jejaring internet. Mau diapakan info itu suka-suka kita. Apalagi kalo ada berita viral pastinya kita pun ikut kepo pingin tahu apa yang sedang diberitakan.
Seringkali kita itu hanya ikut-ikutan ngeshare sesuatu yang lagi viral, tanpa tahu dulu kebenarannya seperti apa. Entah itu benar atau tidak. Entah itu baik atau buruk. Bahkan dengan gampangnya kalo kita lihat aib seseorang social media seakan ada tombol auto share di otak.
Dalam agama islam dijelaskan bagaimana harusnya kita bersikap jika mengetahui aib seseorang.
من ستر مسلما ستره الله فى الدنيا والاخرة
والله فى عون العبد ما كان العبد في عون اخيه
"Barang siapa yg menutupi aibnya org Islam, maka Allah akan tutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah berada dlm keselamatannya hamba yg senantiasa menolong sesamanya."
Karena pada dasarnya kita semua punya aib. Orang lain mungkin tidak tahu, tetapi Allah Maha Tahu. Aib kita hari ini mungkin masih tersimpan aman, tapi siapa yang tahu esok hari.
Kalau hari ini kita dengan seenaknya mengumbar aib seseorang, bahkan membumbuinya agar semakin viral. Siapa tahu besok aib kita yang akan diviralkan.
Pepatah bilang gajah di pelupuk mata tak nampak, kuman di seberang lautan nampak. Sama halnya dengan mata kita. Aib yang dilakukan orang lain selalu jelas dalam pandangan kita, entah itu besar atau kecil. Sedangkan aib-aib kita sendiri terlewatkan begitu saja. Atau mungkin pura-pura tak punya kesalahan saja.
Kita tidak berhak mengadili kesalahan orang lain. Jika itu kasus kriminal ada hukum yang berhak mengadilinya. Terlebih ada Allah yang lebih tahu segalanya. Tak perlu memberi cap pada seseorang atas kesalahan yang sudah dilakukannya. Apalagi merasa diri paling benar tanpa cela. Kitapun tak tahu kapan hidayah itu datang. Pintu taubat masih selalu terbuka lebar selama nyawa masih di badan. Akhir kehidupan seseorang menjadi rahasia Tuhan.
Sudahlah mari berdamai dengan otak dan jempol kita. Agar tak mudah mengunder estimate pada orang lain. Lalu memerintahkan jempol untuk ikut menyebarkan. Pun bisa menjaga lisan untuk tidak menambahi bumbu yang menjadikan berita semakin runyam.
Sekali lagi ingat, barang siapa menutupi aib orang lain, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat.
Salam sayang dari remahan rengginang di pojokan toples...:)
Info baik dan buruk tersebar begitu luas di jejaring internet. Mau diapakan info itu suka-suka kita. Apalagi kalo ada berita viral pastinya kita pun ikut kepo pingin tahu apa yang sedang diberitakan.
Seringkali kita itu hanya ikut-ikutan ngeshare sesuatu yang lagi viral, tanpa tahu dulu kebenarannya seperti apa. Entah itu benar atau tidak. Entah itu baik atau buruk. Bahkan dengan gampangnya kalo kita lihat aib seseorang social media seakan ada tombol auto share di otak.
Dalam agama islam dijelaskan bagaimana harusnya kita bersikap jika mengetahui aib seseorang.
من ستر مسلما ستره الله فى الدنيا والاخرة
والله فى عون العبد ما كان العبد في عون اخيه
"Barang siapa yg menutupi aibnya org Islam, maka Allah akan tutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah berada dlm keselamatannya hamba yg senantiasa menolong sesamanya."
Karena pada dasarnya kita semua punya aib. Orang lain mungkin tidak tahu, tetapi Allah Maha Tahu. Aib kita hari ini mungkin masih tersimpan aman, tapi siapa yang tahu esok hari.
Kalau hari ini kita dengan seenaknya mengumbar aib seseorang, bahkan membumbuinya agar semakin viral. Siapa tahu besok aib kita yang akan diviralkan.
Pepatah bilang gajah di pelupuk mata tak nampak, kuman di seberang lautan nampak. Sama halnya dengan mata kita. Aib yang dilakukan orang lain selalu jelas dalam pandangan kita, entah itu besar atau kecil. Sedangkan aib-aib kita sendiri terlewatkan begitu saja. Atau mungkin pura-pura tak punya kesalahan saja.
Kita tidak berhak mengadili kesalahan orang lain. Jika itu kasus kriminal ada hukum yang berhak mengadilinya. Terlebih ada Allah yang lebih tahu segalanya. Tak perlu memberi cap pada seseorang atas kesalahan yang sudah dilakukannya. Apalagi merasa diri paling benar tanpa cela. Kitapun tak tahu kapan hidayah itu datang. Pintu taubat masih selalu terbuka lebar selama nyawa masih di badan. Akhir kehidupan seseorang menjadi rahasia Tuhan.
Sudahlah mari berdamai dengan otak dan jempol kita. Agar tak mudah mengunder estimate pada orang lain. Lalu memerintahkan jempol untuk ikut menyebarkan. Pun bisa menjaga lisan untuk tidak menambahi bumbu yang menjadikan berita semakin runyam.
Sekali lagi ingat, barang siapa menutupi aib orang lain, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat.
Salam sayang dari remahan rengginang di pojokan toples...:)
0 Response to "Aibnya jangan diviralkan"
Post a Comment