Tetapkan Batas Cukupmu

Tetapkan batas inginmu dengan rasa syukur. Manusia hidup di dunia pasti banyak hal yang dibutuhkan. Mulai dari bayi baru brojol sampai masuk liang lahat. Dunia menyuguhkan banyak pilihan yang tak ada habisnya. Kebutuhan primer, sekunder, tersier bahkan sesuatu yang tidak seperti tidak dibutuhkan juga disediakan.
Banyak atau sedikitnya kebutuhan hidup itu sangat bergantung pada pergaulan dan gaya hidup. Allah sudah menjamin bahwasanya rejeki setiap manusia itu sudah dijamin. Tetapi Allah tidak menjamin kebutuhan setiap manusia bisa terpenuhi, karena masing-masing individu punya tingkat kebutuhan yang berbeda.
Barang siapa yang bisa bersyukur, Allah akan menambah nikmatnya. Dan barang siapa yang kufur atas nikmat Allah, Allah akan melaknatnya. Begitu janji Allah yang tertulis dalam Al-Qur'an. Seandainya semua orang bisa mebatasi dirinya untuk tidak mengumbar keinginannya, pasti dunia ini akan adem ayem tentrem.
Memulai pada diri sendiri untuk menciptakan batas keinginan itu hal yang sangat mudah. Misalnya saja, untuk kita yang ahli koleksi pakaian. Coba terapkan pola one in one out. Maksud begini, ketika kita membeli baju yang baru, sebaiknya kita juga mengeluarkan baju dari lemari, untik disedekahkan atau diberikan kepada orang yang membutuhkan. Kita harus berusaha merelakan apa yang kita miliki untuk diberikan pada orang lain. Karena kitapun sudah punya yang baru.
Untuk mengawalinya akan terasa berat. Seakan tidak rela dengan koleksi baju-baju kita. Tapi cobalah dilihat kembali isi lemari. Tumpukan baju yang jarang terpakai memenuhi isi lemari, belum lagi jika isinya ditambaho terus menerus tanpa ada pengurangan. Bisa-bisa selain baju yang bertambah, lemaripun bakal ikut bertambah.
Batas itu, bisa melatih kita untuk efisien menggunakan barang-barang yang kita miliki. Tak perlu berlebih, yang penting cukup. One in one out, bisa dipraktekkan ketika kita buka lemari. Siapa tahu baju yang dioutkan sangat bermanfaat bagi orang lain, dan semoga bisa jadi ladang amal kita di dunia.
Terapkan pola makan cukup, sesuai yang diajarkan Rasulullah. Makanlah ketika lapar, dan bethentilah sebelum kenyang. Isi perut kita dengan sepertiga makanan, sepertiga air, dan sepertiga udara. Jangan mudah kalap ketika melihat makanan enak. Dan jangan pula mencela makanan jika kita tak ingin memakannya. Sesungguhnya kenikmatan makan ada ketika perut benar-benar lapar. Dan keberkahan makanan ada ketika kita bisa menikmatinya dengan penuh rasa syukur.
Keseringan memanjakan lidah dengan makanan-makanan enak, akan menjadikan lidah pilah pilih makanan. Boleh saja, sesekali kita menuruti keinginan untuk makan makanan yang kita inginkan, tapi jangan keseringan. Mengajarkan lidah untuk menerima makanan seadanya adalah yang terbaik. Yang penting, makanan itu halalan thoyyibah.
Membiasakan diri untuk senantiasa merasa cukup dengan apa yang kita punya, akan menjadikan hati tentram. Ketika hati sudah tentram, apapun akan terasa nikmat. Target yang ingin kita capai bukan beralasan untuk memenuhi keinginan pribadi, tetapi lebih untuk menebar kemanfaatan bagi orang lain. Hati yang serakah semakin terkikis, melemah lalu terbebas dari semua keserakahan. Semakin menyadari bahwa yang kita punya hari ini adalah titipan semata. Bukan milik kita selamanya.
Yang akan menjadi bekal ketika kita mati bukan harta yang berlimpah ruah, barang-barang mahal dan semacamnya. Melainkan amal jariyah yang kita lakukan semasa hidup. Bertambahnya nikmat kepada kita bukan berarti bertambahnya harta kekayaan yang kita punya. Melainkan bertambahnya rasa syukur yang bisa kita rasakan dengan ketentraman hati dan kebahagiaan. Kaya itu kuantitas, bukan kualitas. Sukses itu bukan melulu banyak harta, tapi sukses adalah hidup tentram dan bahagia.
Mari ciptakan batas untuk diri kita, mensyukuri segala karunia Allah tanpa rasa kemrungsung dan keserakahan. Menciptakan kesuksesan hakiki, dan memberi banyak manfaat kepada sesama. Saling belajar, saling mengingatkan untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Salam sayang dari remahan rengginag mlempem di pojokan toples.

0 Response to "Tetapkan Batas Cukupmu"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel